Sabtu, 27 Desember 2014

Patah Hati - Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri

Patah hati adalah sebuah keniscayaan. Setiap manusia di dunia ini sudah pasti pernah merasakan patah hati. Begitupun dengan gue. Gue tau betul bagaimana rasanya patah hati. Karena gue sering mengalaminya. Tapi dari sekian banyak momen patah hati yang gue alami, yang paling susah dilupakan adalah saat gue kelas 2 SMA. Saat itu, untuk pertama kalinya hati gue dihancurkan berkeping-keping oleh seorang cewek. Namanya Diani.

Diani adalah cewek yang paling bisa membuat gue tertawa dengan segala kelucuan dan kepolosannya. Entah polos atau memang lemot. Ya, lemot. Itu panggilan sayang gue ke dia. Pernah ketika kami nonton bioskop, film udah hampir abis, dia baru nanya "ini jagoannya yang mana sih?". Pernah juga ketika kami ada di mal lantai dua, saat pengen naik ke lantai tiga, dia nanya "ini kita mau naik ke atas kan?" Gue bingung jawab apa, karna setau gue yang namanya naik ya pasti ke atas, gak mungkin ke bawah.

Singkat cerita, beberapa bulan setelah kami jadian, gue tanpa sengaja melihat Diani di sebuah mal sedang bergandengan tangan dengan seorang cowok. Awalnya gue agak ragu itu Diani, tapi setelah gue mendekat, ternyata itu memang Diani.

"Eh kamu ngapain di sini?" Tanya gue ke Diani dengan nada yang agak tinggi. "Hah? Apaan?" Diani tampak shock melihat gue.
"Dia siapa? Kok kamu gak bilang kalo lagi jalan sama cowok lain?"
"Lo ngomong apa sih?"
"Cowok itu siapa?"
"Ini?" Diani menunjuk ke cowok yang ada di sampingnya. "Dia cowok gue!"

Di tengah perdebatan gue dan Diani, cowok itu nanya ke gue "eh lo siapa sih?". Sambil menahan emosi gue menjawab "gue cowoknya!" Lalu cowok itu menatap Diani sambil berkata "oh ternyata kamu punya cowok lain. Kita putus!". Cowok itu pergi meninggalkan Diani. Yang paling bikin sakit adalah, Diani ngejar cowok itu, dan pergi meninggalkan gue.

Besoknya, saat di sekolah, gue mutusin Diani. Anehnya setelah gue bilang putus, dia langsung nangis dan nanya kenapa gue bisa dengan gampangnya mutusin dia di saat dia lagi sayang-sayangnya. Tapi gue udah gak mau denger apa-apa lagi dari dia, hati gue udah terlanjur patah. Gue haru pergi dari dia. Rasa sakit gue lebih besar ketimbang rasa cinta gue ke dia.

Tiga bulan berlalu, empat bulan berlalu, sampai setengah tahun berlalu, gue masih belum bisa menghilangkan Diani dari kepala gue. Tapi Diani sebaliknya, dia udah berpacaran dengan teman sekelasnya. Setiap hari gue melihat mereka pulang bareng, berangkat bareng, kemana-mana bareng. Hati gue udah bukan patah lagi, tapi hancur berkeping-keping.

Suatu hari, entah kenapa, gue mendadak jadi kangen Diani. Kangen yang teramat sangat. Pengen telpon dia, tapi gak mungkin. Itu sama aja seperti menjilat ludah sendiri. Karna gue masih terlalu gengsi untuk nelpon dia, akhirnya gue memutuskan untuk stalking facebook Diani. Setidaknya walaupun gak bisa mendengar suaranya, gue bisa melihat fotonya. Wall facebook Diani dipenuhi dengan percakapan mesra dia dengan pacar barunya. Gak kuat bacanya. Lalu gue buka album fotonya. Ada banyak foto di sana. Tapi ada satu foto yang kemudian membuat gue seakan tertimpa palu milik Thor yang tiba-tiba jatuh dari langit.

Dalam foto itu Diani ada dua. Aneh. Setelah gue cari tahu, ternyata, Diani punya saudara kembar. Namanya Diana. Mereka berdua kembar identik. Yang satu bernama Diani Putri Anindita dan yang satunya lagi bernama Diana Putri Anindita. Jadi, cewek yang gue lihat di mal adalah Diana, bukan Diani. Jadi, selama ini gue udah mutusin Diani tanpa sebab. Saat tau hal itu, rasanya gue ingin menangis di tengah hujan, lalu teriak "TIDAAAAAAK!".
Sebenarnya setelah tau hal itu, gue pengen minta maaf ke Diani dan Diana. Terutama Diana. Karena gue, dia diputusin cowoknya. Tapi sepertinya itu cuma akan menambah masalah. Nasi sudah menjadi bubur. Diani udah bahagia dengan cowok lain. Gue patah hati, karena kebodohan gue sendiri.

Sejak saat itu gue jadi mengerti apa itu patah hati. Patah hati merupakan bagian lain dari jatuh cinta. Keduanya adalah satu paket. Jangan jatuh cinta kalau gak mau patah hati. Berbicara tentang patah hati, sejujurnya gue udah lama gak merasakan itu. Sampai akhirnya gue membaca buku terbaru Bernard Batubara yang berjudul Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri. Membaca buku ini membuat gue seakan bernostalgia dengan rasa sakit yang udah lama gak gue rasakan. Terutama rasa sakit akibat patah hati.

Jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri. Yang gue tangkap dari kalimat ini adalah sebuah analogi. Jika kamu siap jatuh cinta, maka kamu pun harus siap mati secara perlahan. Mati yang gue maksud tentu bukan meninggal. Begini, pernah gak kalian patah hati, lalu merasa hidup ini jadi gak berarti lagi? Itulah mati yang gue maksud. Buku ini memang ditulis dengan sangat rapih. Kalimat-kalimat yang dirangkai menyimpan sebuah pesan tersembunyi. Itulah yang membuat cerita-cerita di buku ini menjadi lebih dalam.

Kalau kalian pernah melihat sebuah lukisan indah yang digambar dengan tema abstrak, begitulah buku ini. Beberapa cerita memang dibuat tidak masuk akal, seperti cerita tentang Seorang Perempuan di Loftus Road, yang berubah jadi sebatang pohon karena terlalu lama menunggu seseorang yang dicintainya. Atau cerita tentang Nyanyian Kuntilanak, yang berusaha terus bernyanyi untuk orang yang dicintainya meskipun dia tau, orang tersebut bahkan tidak bisa melihatnya. Menurut gue semua itu adalah sebuah analogi.

Tahukah kamu, bagaimana menderitanya menunggu seseorang yang bahkan menganggapmu gak ada? Begitulah cerita tentang Perempuan di Loftus Road.
Tahukah kamu, perihal rasa sakit akibat jatuh cinta pada seseorang yang bahkan tidak pernah melihatmu? Begitulah cerita tentang Nyanyian Kuntilanak. Itu menjadi kekuatan buku ini, semua cerita tidak ditulis secara klise. Seperti yang gue bilang sebelumnya, ada pesan yang tersembunyi di balik setiap cerita yang ditulis Bara.

Menulis tentang cinta bukanlah hal yang mudah. Butuh kecerdasan dalam menata ceritanya agar tidak terkesan klise. Dalam buku ini, Bara cukup berhasil melakukannya. Gue gak menemukan satupun cerita yang klise. Bahkan gue samasekali gak bisa menebak ending dari setiap cerita. Setiap kali gue mencoba menebak ending dari cerita yang ada di buku ini, gue selalu gagal. Selalu ada kejutan yang disajikan di setiap endingnya.

Yang jelas, cinta yang diungkap Bara dalam buku ini adalah sisi lain dari cinta yang selama ini identik dengan perasaan berbunga-bunga. Seperti yang kita ketahui, terkadang cinta memang terlihat warna-warni, namun di balik semua warnanya, selalu ada hitam yang begitu pekat.

Nah, buat kalian yang belum punya buku ini, atau udah punya tapi mau punya lagi, gue akan membagikan satu buku Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri. Caranya akan gue buat gampang, cukup tuliskan komentar kalian perihal buku terbaru Bara. Tulis di kolom komentar dan sertakan email kalian.

Contoh:

"Selalu ada pesan yang misterius di dalam setiap tulisan Bara. Itu yang membuat bukunya menarik untuk dibaca. Jadi makin penasaran sama buku ini" (lalu sertakan alamat emailmu)

Kuis akan ditutup jam sembilan malam. Dan pemenangnya akan gue konfirmasi langsung melalui email. Terimakasih.


57 komentar:

  1. Setelah membaca setiap kesan di blog tour untuk buku Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik Bunuh Diri, banyak kesan yang aku tangkap. Buku ini... keren, lebih keren lagi kalau punya secara langsung, membacanya, dan menangkap maksud arti "bunuh diri" dalam hal ini.

    Kak Bara selalu menawarkan cerita cinta yang nggak masuk akal, maksudku... ya oke itu cerita cinta, tapi setiap kisah selalu menawarkan hal-hal unik yang nggak pernah terpikir sebelumnya. Unik dan menarik, ending-nya nggak ketebak pula, sesuatu yang benar-benar misterius segimanapun kita berusaha menebak-nebak.

    Yah, semoga Kak Dimas mau berbaik hati ya memberikan buku #JatuhCinta ini. Aku masih kelas 2 SMA juga lho, tapi belum pernah merasakan patah hati seperti cerita Kak Dimas di atas. Eh, tapi... emangnya Kak Dimas sendiri nggak tau kalau Diani itu punya kembaran? Awalnya memang kasihan sih, pas di akhir malah lebih kasihan... tapi lucu, semoga bisa mencari Diani yang lebih baik lagi ya, dan hati-hati salah orang :D

    asysyifaahs(at)yahoo(dot)com

    BalasHapus
  2. Selalu aja bukunya bara endingnya ngak ketebak terus, dan sepeertinya selalu ada quote super menginspirasi yang membuat jadi penasaran dengan bukunya yang terbaru ini. jadi pengen cepet-cepet punya buku bang bara yang terbaru ini. (vikkyachmad@gmail.com)

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Jatuh cinta memang lah cara terbaik untuk bunuh diri. ya, setidaknya itu memang lebih baik daripada seseorang harus mati karena terjun bebas dari atas mercusuar yang tingginya mencakar langit. meskipun sama-sama perlu perjuangan untuk melakukannya. ya, perjuangan untuk bisa mendapatkan cinta itu agar tidak kecewa, ataupun perjuangan untuk naik keatas mercusuar itu, agar tidak jatuh sebelum sampai puncaknya. tapi sayang, cinta selalu tak pasti. bahkan terkadang terlalu abu-abu, karena keindahannya selalu saja bersembunyi dibalik kabut sepi. sementara itu, jika seseorang terjun bebas dari mercusuar, maka dia bisa tahu bahwa pada akhirnya dia pasti akan mati dengan sia-sia entah karena apa. oh, ini terlalu bertele-tele.

    oke, to the point aja, kak dimas, aku mau buku itu. ya ya aku mauu!! :D aku sudah pernah membaca Novel kak bernard batubara yang berjudul CINTA. , tapi aku belum pernah punya novel kak benz.. jadi berikan saja padaku, kak.. hehe

    well, selalu ada hikmah dibalik patah hati kan, kak? :D
    arigatou gozaimasu :)

    (rahayu.budiyani@gmail.com)

    BalasHapus
  5. Menurut saya setiap cerita yang disampaikan bang Bernard Batubara, atau kita panggil saja bang Benz, selalu tidak biasa dan susah ditebak. Dia juga bukan tipe penulis buku cinta yang 'manis', malah kebanyakan ceritanya mengandung rasa 'pahit' yang tak jarang benar-benar membuat ulu hati sakit. Tapi justru dari cara dia bercerita yang pahit itulah saya menyukainya. Kenapa? Ya karena saya tidak terlalu excited dengan novel-novel picisan yang terlalu banyak 'gula', yang endingnya kadang malah membuat saya merasa mual setelah membacanya. Saya malah penggila buku yang ceritanya cenderung bisa membuat saya menangis berdarah-darah dan tak jarang berakhir dengan sad ending. Menurut saya penulis yang sanggup membuat jalinan cerita yang sebenarnya umum terjadi tapi dengan analogi yang tidak klise dan monoton adalah penulis yang pintar. Dan saya menemukan kepintaran itu dari buku-buku bang Benz sebelumnya. Semoga saja sesuai judulnya saat saya suatu hari bisa membaca novel ini, dia bisa berhasil (lagi) membuat saya jatuh cinta lantas bunuh diri. Bunuh diri yang bijak tapi, yaitu membunuh semua rasa manis lantas sanggup menelan semua rasa pahit, dan pada akhirnya bisa mengecap rasa yang baru, yang lebih hidup. Ah, jadi makin tidak sabar untuk segera mengecap 'pahit demi pahit'nya Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri.

    dhrusyant(at)gmail(dot)com

    BalasHapus
  6. Jika jatuh cinta itu bagai menerbangkan orang yang merasakannya hingga ke langit tujuh, maka resiko dari jatuh cinta yang bernama patah hati itu bagai menghempaskan orang yang mengalaminya ke bumi hingga membentur kerasnya batu karang. Ya, begitulah cinta dan patah hati. Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri. Karena:

    “Hanya orang yang paling mencintaimu, yang mampu membunuhmu.”



    Mengingat masih maraknya rak-rak di toko buku yang dijejali dengan buku-buku yang menawarkan happy ending, maka buku Benzbara ini bisa menjadi warna tersendiri bagi pembaca yang mulai jengah melahap bacaan mainstream. Ditambah lagi, buku ini banyak berkisah tentang cerita cinta dengan elemen Gothic, yang notabene sangat jarang sekali ditulis oleh penulis-penulis Indonesia. Can't wait! :')


    Email: ahmadmufidcom@gmail.com

    BalasHapus
  7. Dan, kak Benz, seperti dewa kehidupan yang tahu segala lika-liku nya. baik itu bahagia, sedih, cinta, patah hati, bahkan juga mati. Benar memang penulis itu mempunyai imajinasi yang luar biasa. tapi bagaimana bisa kak Benz mempunyai imajinasi luar biasa yang begitu nyata? sungguh ajaib, kan? seperti tak ada garis pembatas antara fiksi dan asli. hingga rasanya tak satupun tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. mungkin JATUH CINTA adalah awal yang indah dari dunia imajinasi, seperti indahnya irama seseorang berpuisi atau gemulainya gerak sang penari. namun, hanya dewa kehidupan yang tahu bagaimana nantinya cinta itu akan membuat seseorang membunuh dirinya sendiri dengan perlahan tapi pasti. ya, hanya dewa kehidupan yang tahu, dan dewa itu bernama; Bernard Batubara.

    (rahayu.budiyani@gmail.com)

    BalasHapus
  8. Di setiap bukunya kak Bara selalu ada kata2 yang menohok hati, menyindir aku, kata2 yang bikin nangis, terharu, dll deh. Sukses buat kak Bara!

    Dini(dot)aprianti2(at)gmail(dot)com

    BalasHapus
  9. Saya belum pernah membaca buku karangan Bernard Batubara. Tapi seringkali jadi stalker yang setia memantau kicauannya di timeline akun twitternya. Terkesan dengan daftar buku-buku, yang kebanyakan novel, yang ia baca. Menambah referensi saya untuk buku-buku yang ingin dan akan saya baca. Maklum, saya termasuk kutu buku, tetapi sepertinya belum cukup 'kutu' karena belum pernah membaca buku-bukunya @benzbara_ :-). Tapi kali ini sepertinya rasa penasaran sudah tidak bisa ditampik lagi, dengan membaca judul novel terbarunya "Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri". Saya pernah patah hati, jatuh dalam kubangan luka yang dulu sepertinya tidak akan pernah sembuh, akan terus meninggalkan bekas seperti parut pada ukiran kayu yang secara tidak sengaja tergores oleh alat ukir tajam milik sang pemahat kayu itu sendiri. Tapi ternyata saya masih bisa bernafas bebas sampai hari ini, luka itu memang tetap meninggalkan bekas. Tapi ternyata luka yang ditinggalkan oleh keberanian merasakan cinta, adalah luka yang indah dan penuh pembelajaran hidup. Mengetahui bahwa @benzbara_ telah sekali lagi menulis sebuah buku dengan judul yang sedikit provokatif (bagi saya pribadi) "Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri", saya jadi teringat satu kutipan, yang entah siapa yang menciptakannya : sometimes it's not always about the happy ending, but it is more about the story...", kurang lebih begitu bunyinya. Anyway, semoga buku ini bisa menjadi buku pertama buah karya @benzbara_ yang saya baca, buku pertama bagi buku-buku selanjutnya karya dia yang akan menjadi koleksi buku-buku si kutubuku ini. Sedikit tidak sabar untuk segera terlarut, menenggelamkan diri dalam untaian kata-kata @benzbara_ tentang satu kata yang hingga kini jadi puja-puji orang : CINTA. E-mail : octnovem@yahoo.com

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Dalam buku ini kak Bara berhasil membawa kita melihat bukan hanya sisi terang 'jatuh cinta', tapi di buku ini kita dihadapkan dengan problematika dari jatuh cinta yang bahkan bisa membuat kita pandai meramu cara untuk bunuh diri. Kak Bara juga berhasil membuat kita jatuh cinta sekaligus 'menelan ludah' berkali-kali saat membaca kalimat demi kalimat dalam buku ini. Epik!

    (ade.playon7@gmail.com)

    BalasHapus
  12. Dari judulnya, gue juga setuju dengan pendapat Dimas bahwa bunuh diri disini adalah analogi. Tapi, disisi lain, ada juga yang bunuh diri, literally, karena cinta. Sebenarnya esensi yang ingin didapat oleh setiap orang yang jatuh cinta adalah kebahagiaan dan kepedulian, namun, tapi setiap orang itu terkadang kurang menyadari risiko dari jatuh cinta itu sendiri: patah hati. Kayaknya Bara sukses bikin gue penasaran sama buku ini dari judulnya doang. Ah, keren.

    Jadi inget ada temen gue yang pernah bilang bahwa setiap pacar adalah calon mantan, entah itu nanti putus pacaran dan udahan, atau, malah putus pacaran dan nikah.

    (ariefmaulan@gmail.com)

    BalasHapus
  13. Sebagai orang yang pernah merasakan patah hati, saya setuju jika jatuh cinta itu tidak melulu berwarna ceria. Dan hitam adalah lambang untuk patah hati. Namun tetap saja hitam ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yang artinya patah hati tiap orang beda-beda, entah sebabnya ataupun besarannya. Saya ingin membaca buku ini, saya ingin tau jenis-jenis patah hati yang lainnya. Agar saya tidak merasa sendiri. Dan mana tau saya menemukan obat patah hati saya.
    Saya ingin merasakan tenggelam dalam tiap diksi yang Bara tulis. Menelan tiap airnya. Membaca kesedihan hati dalam pandangan seorang Bara.

    sadrananda@gmail.com

    BalasHapus
  14. Saya belum pernah tau ttg buku ini, tp sya hanya ingin sdikit bertanya, apakah dlm buku ini dijelaskan cara menghidupkan kembali hati yg mati rasa? Bagaimana merobohkan benteng hati yg d bangun utk mencegah diri dari jatuh cinta? Jangankan merobohkan, mengikis saja sulit. Apakah buku ini dpt menjawab pertanyaan saya? Jika buku ini d jelaskan scr abstrak maka akan sm seperti cinta yg btknya abstrak, tak dpt d mengerti lewat logika. Banyak buku yg menjelaskan cinta seolah dpt d logikakan, pdhl cinta dan logika tak dpt d sandingkan (fajarvj88@gmail.com)

    BalasHapus
  15. Sebagai penulis, Kak Bara benar2 mampu menggoreskan isi pikirannya dengan pena. Banyak karyanya yg mampu membuat orang merasakan hal yg sama, tak hanya itu warna warni yg Ia ciptakan seolah menjadi ciri khas tersendiri. Saya setuju sekali dengan pendapat kakak, bahwa cerita yg dibawakan kak Bara tidak klise. Itulah alasan kuat mengapa karyanya selalu ditunggu-tunggu para pembaca setia. Kemampuan hebatnya itu seolah menjadi obat penawar khusus bagi orang2 yg sudah mulai bosan dgn cerita2 romantis yg manis dan berjalan mulus. Kak Bara mampu menjadi mutiara tersendiri di deretan rak buku dengan karyanya. Sekalipun cerita yg dibawakannya mengambil ide yg tidak biasa dia berhasil membawakannya dgn luar biasa dan selogis mungkin utk diterima. Dan saya sangat merasa beruntung, jika diberi kesempatan utk membaca salah satu karyanya:)

    (priscillajaymes@gmail.com)

    BalasHapus
  16. Bara adalah penangkap yang baik. Lebih tepatnya dalam menangkap perhatian, mata, dan telinga. Berbagai cara ia gunakan untuk melakukan kegiatan 'menangkap' itu dan menurut Saya ia selalu berhasil. Mulai dari kicauan di twitternya, kalimat-kalimat panjang di rumah digitalnya, dan juga dari buku-bukunya. Bahkan dari judul yang terpampang di kaver bukunya, kegiatan 'menangkap'-nya itu selalu sukses menjadikan perhatian saya sebagai 'korban'. Tidak tertinggal buku terbarunya, Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri. Satu hal yang membuat saya penasaran dengan buku ini, seberapa efektifkah bunuh diri dengan cara jatuh cinta?

    (itasholihatin@yahoo.com)

    BalasHapus
  17. Buku-bukunya bang Bara semua udah gue beli dan gue baca. Dari yang mulai angsa-angsa Ketapang, sampai yang terakhir Surat Untuk Ruth. Cuma yang buku terbarunya doang gue belom beli. Masalahnya belom ada di toko buku di daerah gue.


    aziz4min@gmail.com

    BalasHapus
  18. Setiap kali membaca karya bara. Ciri khas khususnya ada latar tempat. Yaitu cafe / kedai kopi yg dijelaskan dengan jelad sehingga yang membacanya dapat membayangkan bentuk tempatnya. Dari sana cerita cinta yg ditulis berawal dan berakhir.

    BalasHapus
  19. ya, aku selalu tertarik untuk membaca setiap tulisan-tulisan yang dibuat bara. Alur cerita yang tak pernah membosankan. Akhir cerita yang selalu saja membuat pembacanya terkejut. Bara selalu membuat kejutan-kejutan disetiap karya-nya. Membuat pembaca-nya hanyut dalam cerita.

    tiikaciika(at)gmail(dot)com

    BalasHapus
  20. Setiap kali membaca karya bara. Ciri khas khususnya ada latar tempat. Yaitu cafe / kedai kopi yg dijelaskan dengan jelad sehingga yang membacanya dapat membayangkan bentuk tempatnya. Dari sana cerita cinta yg ditulis berawal dan berakhir. Ferdy.feisal@yahoo.com

    BalasHapus
  21. Kak Bara adalah penyihir di kelasnya. Seorang perajut kata indah di tiap tulisannya.
    Saya pernah baca bukunya yang 'Surat untuk Ruth' dan layaknya buku manis lainnya, meninggalkan semburat senyuman di akhir buku. Ada rasa candu tiap harus meletakkan buku itu sejenak. Andai dapat memperoleh buku #JatuhCinta

    BalasHapus
  22. KASIH KE GUE AJA BUKUNYA, MUMPUNG GUE LAGI PATAH HATI!!!

    dimazagip@gmail.com

    BalasHapus
  23. Aku tahu seorang Bernard Batubara adalah orang yang begitu baik merangkul sastra dan fiksi remaja menjadi satu bagian yang utuh dan nikmat dibaca. Selalu terselip karya-karya sastrawan besar di dalam bukunya. Di dalam buku ini, seperti yang diceritakan di atas, soal wanita yang terlalu lama menanti orang yang dicintainya dan kemudian berubah menjadi sebatang pohon itu juga pernah diceritakan oleh seorang sastrawan Indonesia--yang saya lupa namanya. Di buku Cinta. (Cinta dengan Titik) ada pula adaptasi puisi "Aku Ingin" karya Sapardi Djoko Damono yang dikemas apik dan selentingan kisah tentang Pablo Neruda. Seorang Kak Bara, adalah orang yang begitu apik dalam kemasan kata-kata. Membawa pembaca pada amunisi otak baru yang berada di tengah teenlit dan sastra. Mengajak kita ikut andil dalam suasana di dalamnya. Dan aku mengaguminya.

    Perihal patah hati, dalam talkshow yang pernah kuikuti dengan Kak Bara, aku gak lagi harus ragu dengan kemampuannya untuk membuat patah yang sepatahnya. Iya, karena pengalamannya ternyata. Bukan hanya dalam menulis, tetapi juga patah hati. Dan dari buku yang sebelum dan sebelumnya, Kak Bara selalu mampu membuat dan mengajak pembaja untuk ikut patah akan cerita yang ditulisnya. Dan aku, bersedia ikut patah demi mendapat buku barunya :)


    E: prtiwiyuliana@gmail.com

    BalasHapus
  24. Penggalan cerita di atas atau penggalan pengalaman lo di atas itu cukup berkaitan dengan gaya menulis si benz itu sendiri bro yaitu sulit buat di tebak endingnya haha, btw saran gue sih minta maaf aja sama diani :)) kalo masalah si benz ya memang begitu, dalam penulisan novel, beliau cukup berhasil sih dalam menarik pembaca untuk tetap santai dan mengikuti alur cerita nya. Cerita yang dibawain juga ngga berat berat apalagi masalah percintaan, contohnya neh kayak Radio Galau FM yang udah diadopsi jadi film juga novel nya, keliatan kalo cerita cerita yang dibawain sama benz , pembaca ga perlu terlalu banyak mikir, jadinya bisa enjoy dan ngikutin cerita sampe akhir, yang tentu nya akhirnya juga sulit di tebak.

    orterbey1997@gmail.com

    BalasHapus
  25. Dari pertama saya denger buku ini bakal rilis, saya udah ngikutin. Tapi, karena saya pernah beli buku kak Bara dan nggak begitu bagus, jadi saya mau lihat dulu lebih lanjut tentang buku Kak Bara yang terbaru ini. Awalnya saya denger buku ini bercerita tentang kisah-kisah patah hati, dan masih belum menggugah saya. Hingga akhirnya dua teman saya mengalami patah hati. Padahal sebelumnya kisah cinta mereka terbilang sangat di batas aman dan tidak pernah ada konflik. Dan akhirnya salah satu diantara mereka berkata "Jatuh cinta nggak pernah jauh-jauh dari sakit hati" Oleh sebab itu, jadi pingin baca bukunya Kak Bara ini, apa benar, jatuh cinta itu satu paket dengan patah hati?

    stylemechelin@gmail.com

    BalasHapus
  26. Hai kak Dimastayo :)
    postingan yg bagus kak, ternyata orang kayak kak Dimas bisa patah hati juga yaa? *eehhh xp

    ketika kak Dimas menceritakan sedikit buku ini yaitu cerita tentang Seorang Perempuan di Loftus Road dan cerita tentang Nyanyian Kuntilanak. Sekilas ia membuat saya untuk berpikir ulang tentang makna cinta yg selama ini saya kenal. Tiba-tiba saya merasa jantung ini berdetak nyeri, teringat sebuah kenangan yg dulu sempat meneror saya setiap hari, dan sempat memanipulasi hati x') kak, apakah ini yang namanya patah hati? x')

    Menurut fakta, saat patah hati, kita akan lebih banyak menulis.
    Ya, saya percaya itu..
    Ketika patah hati, saya juga menjadi lebih sering menulis. Menceritakan tentang kesedihan yg mungkin tak banyak orang bisa mengerti selain diri kita sendiri. Tapi saya tak tahu dan tak bisa menebak, apakah kak Bara disana sedang patah hati saat menulis kisah-kisah di buku ini? yang jelas, saya terpesona dgn cara bertuturnya, pasti ia seorang penulis yg terbuka dgn jenis bacaan apa saja. Wahh menakjubkan :D

    Huh, dari sekilas ceritanya saja sudah membuat saya begini, bagaimana ketika membaca seluruhnya sampai habis? bisa-bisa saya terlarut dalam emosi hanya karna sebuah bacaan xD

    JATUH CINTA - PATAH HATI - BUNUH DIRI.
    persis seperti tahap metamorfosis pada ulat. Jika ulat sudah pasti akan menjadi kepompong dan kupu-kupu, maka tidak semua jatuh cinta berakhir dgn patah hati, apalagi bunuh diri.
    Artinya, yang perlu dilakukan ketika patah hati adalah..... jatuh cinta lagi.
    Bukankah setiap luka ada obat penyembuhnya kak? :')
    [pujiasihprisila@gmail.com]

    BalasHapus
  27. Bara selalu ngasih cerita dengan banyak makna di tiap katanya. Dia udah bener-bener sukses jadi "Dewa" di dunia ceritanya sendiri. Dan, gue pengen tau, seberapa bisa dia bikin gue nyaman sama dunianya itu. Gue pengen tau di buku ini dia bisa nyisipin kata lebih dari buku-buku sebelumnya atau enggak. Di buku ini gue berharap banyak, gue berharap dia bisa bikin gue nginget masa-masa patah hati gue dulu, dan bisa bikin gue nangis saat itu juga. - newrhii@gmail.com

    BalasHapus
  28. Judul bukunya kak Bara yang baru ini sudah amat sangat mewakili seperti apa isi bukunya.

    Saya semacam yakin tidak akan menemukan adegan-adegan cinta-cintaan yang sama seperti buku-buku roman yang selama ini pernah saya baca. Di buku ini kak Bara pasti akan menyihir kaum-kaum yang memimpikan pangeran berkuda putih atau kaum-kaum pemuja puteri di negeri dongen--dan berharap bisa saling mencinta di jalan yang selalu lurus--untuk berpikir dua kali dan semakin memahami seperti apa CINTA itu yang sebenarnya. Kita akan disuguhi dengan cerita-cerita yang justru mengisahkan tentang betapa si CINTA itu seringnya juga menorehkan luka. Dan kenyataannya memang banyak, kan, orang-orang depresi berujung bunuh diri hanya karena CINTA.

    Dan khusus untuk saya pribadi, saya memang menggemari cerita dengan genre ANGST/SAD ENDING/BAD ENDING. Semacam sudah bosan dengan akhir cerita "dua insan yang bersatu dan hidup bahagia selamanya sampai maut memisahkan". Karena akhir cerita tidak melulu seperti itu. Seperti akhir cerita mereka-mereka yang meregang nyawa karena CINTA. Akhir dengan kehilangan yang teramat pahit sampai kematianlah yang merupakan jawaban yang mereka ambil untuk menyelesaikan segalanya.

    Seperti kalimat yang dipilih kak Bara untuk judul bukunya, "Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri".


    ken.orion91@gmail.com

    BalasHapus
  29. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  30. saat ini saya sedang patah hati. Dan kenyataannya patah hati itu lebih menyakitkan dari pada patah tulang. Ingin rasanya mengucap kangen kepada orang yang pernah kita sayang, tapi kita harus sadar, hal itu tidak akan mengubah apapaun . sebenarnya saya takut untuk membaca buku ini, takut semakin merasa mati . cuma, setelah membaca review diatas saya jadi tahu, bahwa ketika kita jatuh cinta, maka kita harus bersiap juga untuk patah hati :)

    disetiap perpisahan, pasti selalu diakhiri dengan penyesalan. yah setidaknya hal itu yang saya alami. setelah putus dengan orang yg saya sayangi, rasanya hidup jadi terasa tidak hidup .
    cuma saya sadar, terlalu mengharapkan pasangan kita kembali itu.. hanya akan menambah kadar kematian kita .
    maka dari situ saya belajar untuk menerima. menerima mencintai oranf yang saya sayangi dalam diam. sama seperti nyanyian kuntilanak diatas

    saya berusaha menerima dan berteman dengan patah hati saya . saya belajar menerima bahwa kebahagiaan orang yg kita sayang itu adalah tidak bersama kita .
    ingin rasanya percaya pada quote "klo sayang tidak harus saling memiliki. melihat dia sama orang lain asal bahagia, kita juga bahagia . "

    asli...itu quote bohong abis :)))
    pada kenyataannya kita selalu menaruh harap disetiap nafas, agar pasangan kita kembali pada kita .

    semoga dengan membaca buku ini, saya mempunyai cara untuk menata hati yang telah patah, dan mulai menerima dengan hati yg baru :)


    reiishandy@gmail.com

    BalasHapus
  31. Bagiku belum ada atau sedikit yang berani bikin metafora kayak Kak Bara. Hal luar biasa dari ini adalah ia berusaha menyederhanakan kerumitan setiap kisah. Ya, tidak ada perasaan yang sederhana saja untuk kau bagi. Tapi analoginya bener-bener cerdas. Aku suka cara dia memilih diksi dan alur yang mengandung 'gotcha!' lalu kita terbawa alunan sihirnya. Menurutku, perumpamaan "jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri" itu benar. Tapi memang cinta yang besar adalah cinta yang siap memberi bukan? jatuh cinta sendirian, cinta dalam selubung doa, bahkan cinta seorang ibu yang berkata "Makan lah nak, ibu sudah kenyang", "Tabung lah nak, ibu punya uang". Cinta bukan perkara berteriak umbar picisan. Tapi perihal pengorbanan yang siap kau laksanakan.

    Cinta yang dalam akan mengerti kamu lebih bahagia dengan siapa, jika suatu saat kamu mungkin terluka karena orang lain, maka kau bisa temui aku di tempat biasa aku menunggu. Jika tidak, maka aku akan tetap bahagia seperti aksara serak yang kak Bara tulis, berakhir menjadi sebatang pohon di Lotfus Road.

    (anodalen@gmail.com)

    BalasHapus
  32. "Tulisan Bara selalu dapat membuka mata kita untuk menghadapi kenyataan yang terjadi. Karena terkadang kita tak mampu untuk menerima kenyataan yg terjadi di hidup. Tulisan Bara membuat kita merasakan bahwa kita tidak sendiri. Masih banyak orang yg mengalami hal yg sama dengan yg kita alami. Dari hal sepele sekalipun. Bahasanya yang ringan terkadang dapat menohok hati, sampai ke hati dengan maksimal. Kata-katanya yang dituliskannya selalu membuatku berkesanan. Menurutku itu yang membuat menarik dari buku Bara. Aku juga sangat penasaran bagaimana Bara mengungkapkan antara Cinta dengan Bunuh Diri, walaupun itu hanya analogi.
    Ngomong-ngomong soal cinta dan patah hati, patah hati paling parah yang kurasakan adalah ketika orang yang kusayang akan segera menikah dengan wanita lain. Rasanya seperti kejatuhan meteor.
    Semoga dari buku Bara yang baru ini dapat membuat orang semakin tegar dan dapat menghadapi semua persoalan dengan kekuatan maksimal."

    dayana_dinset(at)yahoo.com

    BalasHapus
  33. Bara itu salah satu penulis yang sangat pandai mengolah kata, bukan cuma mengolah menjadi kalimat biasa tapi menjadi kalimat yang penuh makna. Dari beberapa buku Bara yang udah saya baca, Bara selalu berhasil membuat saya merasa jatuh cinta dan merasa sakit hati secara bersamaan disetiap bukunya. Bikin penasaran dan gak mau bukunya selesai dibaca. Apalagi bukunya yg baru ini dri judulnya udah miris bgt. Gak sabar buat merasakan kematian karena jatuh cinta. Bagi bukunya buat aku ya please... :)

    utami.nindia@ymail.com

    BalasHapus
  34. Honestly, aku udah nungguin buku ini dari jauh-jauh hari lho kak, karena selalu excited sama karya2 Kak Bara yang udah terkenal penuh kejutan. Dan, setelah sebelumnya ngeluarin novel berbau mantan (read: surat untuk ruth) , kali ini Kak Bara muncul dengan tulisan tentang patah hati. Pertama kali denger judulnya, aku langsung bilang sama diriku sendiri, "Wah kayaknya wajib baca nih!" Kenapa? Well, simple aja! First, karna ini karya Kak Bara, dan.. karena ini tentang patah hati. Kebetulan aku juga lagi patah hati.

    Kebetulan nih Kak Dimas, aku juga kelas 2 SMA, dan bisa dibilang dalam masa-masa labil. Emang patah hati itu rasanya sakit banget kak, aku bisa pahamin cerita kakak di atas. Nah, kalo Kak Dimas kasih buku itu ke aku, siapa tahu aku bisa cari jalan keluar buat masalah patah hatiku sekarang ini. Karena jujur, beberapa cuplikan cerita yang kakak tulis di atas juga hampir sama dengan ceritaku. Saat membacanya nanti aku ingin merefleksikan diriku sendiri dan melihat dari sudut pandang yang berbeda.
    Jadi, aku harap banget aku bisa dapat buku ini dari Kak Dimas.

    rizma_dwinastiti@yahoo.com

    BalasHapus
  35. Sering terbawa suasana saat baca buku Bara. Semua unsur ceritanya kayak kisah yang enggak sengaja kita alamin. Enggak terlalu serius tapi enggak komedi juga. Hahaha
    Nandaputrioktarika@gmail.com

    BalasHapus
  36. Aku tau banyak cerita cinta dari teman, dari mulai merasa, memendam, sakit dalam diam, patah, hingga kemudian ada yang menyerah. Itu semua adalah jatuh cinta dengan seperangkatnya. Hanya aku dengar, aku baca, tanpa aku tau benar bagaimana rasanya. Aku mencoba mengerti, tapi tak benar-benar paham. Mereka bercerita dan aku mencoba memberi solusi, nasehat yang tak aku tau pasti apakah bisa cukup berarti.

    Hingga Bernard Batubara datang dengan "Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri. Dengan cover ungu yang sepertinya sudah terlalu sakit lebam. Bukan merah muda seperti cinta, tidak membiru seperti luka baru. Sepertinya bang bara mengada-ngada. Bagaimana bisa bunuh diri dengan jatuh cinta? Maka sebelum aku nanti juga jatuh cinta, sepertinya aku harus membaca buku ini. Sebelum mungkin nanti aku terlanjur tau cara terbaik untuk bunuh diri.

    (khusnulkh.umar@gmail.com)

    BalasHapus
  37. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  38. Tulisan bara di buku ataupun di blog tuh sama, alur ceritanya ga bisa gampang ketebak dan ceritanya selalu nempel di kepala. Percaya apa ngga, gue nge-print satu cerpen yang ternyata ada di buku ini, Seorang Perempuan di Loftus Road. Cerdas banget tulisannya.

    icha_rtunisa@yahoo.com

    BalasHapus
  39. jujur saya bukan pembaca yang baik saya hanya menikmati buku lewat cover-covernya yang lucu dan unik, tapi setelah liat blog ini dan ngeliat bukunya bang bara "jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri" bang bara selalu memberikan sesuatu yang berbeda di setiap bukunya dan bener apa kata orang banyak bang bara adalah salah satu penulis yang berani dan selalu ngasih kejutan kepada para pembacanya disetiap endingnya ada sesuatu yang tidak bisa ditebak para pembacanya bagaimana ending cerita yang disuguhkan dalam setiap cerita dan menurut saya itulah sisi gregetnya dari buku-buku bang bara. semoga buku bang bara selanjutnya selalu bikin greget para pembaca sehingga pembaca merasa ikut berperan dalam cerita yang disuguhkan :)

    k.wendah@yahoo.com

    BalasHapus
  40. Jadi gini. :D
    Aku pernah baca novel kak bara yg judulnya Cinta (dengan titik) . Disitu, dari awal sampe tengah aku udah bisa nebak endingnya kaya gimana lewat feelingku yg kata orang emang lumayan kuat :v
    Tapi disini kita ngomongin novel ke 7 kak bara, Jatuh Cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri. Denger judulnya aja udah menarik banget, bikin orang yang pernah patah hati dalem bgt bahkan mungkin sampe saat ini masih ngerasain sakitnya, pasti penasaran dan pengen tau apa ceritanya ada yang ngena sama kisah dia, yakan?
    Tapi buat aku nggak gitu. Soalnya dari blog blog sebelumnya kayaknya kisah ini berbau mistis atau diluar nalar pembacanya.
    Aku penasaran. Jatuh cinta pada seseorang yg bahkan tidak menganggapmu ada? bagaimana rasanya?
    Aku tau rasanya, tapi mungkin nggak sesakit para tokoh di novel kak bara:))
    Semoga aku juga gagal yaa nebak endingnya :D

    (nindyalditsa97@gmail.com)

    BalasHapus
  41. Perihal jatuh cinta dan patah hati. Umm.. Haruskah saya mengaku saya sedang dibuat jatuh cinta dan patah hati -dengan tanpa jeda- oleh, Bang Bara. Atau, haruskah saya bunuh diri agar ditahu, saya sedang jatuh cinta dan dipatah-hatikan (karena penasaran dengan buku barunya), bang Bara? Duh! Setiap kali membaca tulisan Bang Bara, saya seperti tercelup dalam konflik cinta yang penuh dengan mistea. Bagaimana bisa seseorang jatuh cinta, lalu di suatu hari yang entah tiba-tiba patah hati -atau dipatahkan hatinya-. Atau, dijatuh cintakan, lalu dipatah hatikan, lalu dijatuh cintakan kembali. Atau dijatuh cintakan berkali-kali, seperti dipatah-hatikan berkali-kali pula. Duh, cinta! Dan lagi, bagaimana bisa, orang-orang yang jatuh cinta pernah luput mengaku cinta pada orang yang dicintainya. Apakah hidup memang hanya perkara jatuh cinta dan patah hati, lalu mati? Entah. Yang pasti, saya selalu dibikin jatuh cinta dengan alur penceritaan bang Bara dalam buku-bukunya (yang pernah saya baca). Lalu dipatah-hatikan karena penasaran dengan tulisan-tulisan selanjutnya. Kerap saya berkhayal; jika saja saya adalah kata dan bang bara adalah pena yang diam-diam jatuh cinta tanpa harus patah hati. Uh, mungkinkah? *ehh...



    (liyanazahirah983@yahoo.com)

    BalasHapus
  42. Jujur aku belum dikasih kesempatan untuk menikmati karya Kak Bara. Sebenarnya, banyak banget buku yang mau aku beli Januari nanti. Dan salah satunya adalah Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri. Termasuk buku Kak Dimas yang berjudul Bukan Tentang Cinta yang juga masuk list. Aku tertarik dengan buku ini setelah membaca blog tour editornya. Ditambah dengan review dari Kak Dimas yang membuat semakin penasaran. Udah gitu aja.
    Salam. :)

    julia_prima@ymail.com

    BalasHapus
  43. Nggak tahu kenapa, semenjak tahu Bernard Batubara dari sebuah blog yang membahas salah satu bukunya (Kata Hati) aku langsung tertarik ngeliat buku-bukunya yang lain di Goodreads. Tapi sayang, buku ini nggak dapet rating yang bagus. Rata-rata bilang bahwa cerita di dalamnya klise. Tapi ngunjungin blognya Bernard, bikin aku malah semakin penasaran. Apalagi pas tahu ini buku baru beliau. Dan rating di goodreads cukup memuaskan. Lagi-lagi gara-gara baca ulasan bukunya di host blog tour Gagas Media di beberapa blog. Jadi makin pengen punya bukunya. Kebetulan juga aku lagi suka banget buku-buku prosa, psstt katanya sih buku ini sarat dengan itu. Semoga aku kesampean punya buku ini :)
    Bukan ambil galaunya, tapi ambil pelajaran dari kata-katanya dan segala hikmah yang ingin dituang Bernard dalam buku ini :))

    adedelinaputri@yahoo.com

    BalasHapus
  44. Jatuh Cinta terus patah hati.
    akhir-akhir ini gue bingung mendeskripsikan rasa suka gue sama lawan jenis gue dengan namanya Jatuh Cinta. gimana gak, gue suka itu paling-paling sehari atau gak dua hari, dan paling banter sebulan lah. apa bisa itu dinamakan Jatuh Cinta?
    Dan sebelum gue merasakan yg namanya Patah Hati, rasa suka itu hilang gak berbekas sama sekali. Datar.

    Aneh kah? atau gue punya kelainan? -_-
    mungkin gue belum ketemu sama yg bener-bener bikin gue jatuh cinta setengah mati :)

    Mungkin dari kak Bara gue bisa tau yg namanya Jatuh Cinta adalah cara terbaik Bunuh Diri. gue blm pernah baca novel nya kak Bara. Mungkin ini yg pertama jikalau kak Dimas memberi nya hehe

    kak Bara ajari gue Patah Hati! Ajari gue meraskan sakit nya patah hati, Ajari gue mengatasi matinya jiwa karena jatuh Cinta, kasih tau gue gimana Jatuh Cinta itu menjadi cara terbaik Bunuh Diri lewat novel mu yg satu ini. sebelum gue bener-bener merasakan yg namanya Patah Hati.

    ririnpujiastuti69@gmail.com

    BalasHapus
  45. Aku ingin merasakan jatuh cinta yang nggak lagi identik dengan perasaan berbunga-bunga melalui tulisan Mas Bara. Aku ingin meyakinkan diriku kalau perasaan yang kini sedang singgah di hatiku, ini salah satu dari jenis cinta.

    rui.akaruicha@gmail.com

    BalasHapus
  46. Jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri mungkin akan menjadi novel yang berbeda di tengah gempuran novel-novel romance yang berbunga-bunga tadi karena dalam novel ini di tulis kisah cinta yang kelam. Ending-nya yang tidak mudah ditebak akan semakin membuat novel ini berbeda karena kita akan dibuat berpikir oleh penulisnya. Novel ini juga unik karena mengangkat sisi kelam dari sebuah hubungan percintaan. Mungkin memang benar, jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri. Karena kalau kita siap jatuh cinta maka kita juga harus siap merasakan sakit / patah hati. Karena jatuh cinta dan patah hati tidak bisa dipisahkan, selalu berhubungan dan saling terkait satu sama lain.

    ranydwi11(at)yahoo(dot)com

    BalasHapus
  47. Dari ulasan diatas, terlihat jelas bahwa novel ini memang beda dan judulnya juga membuat saya berpikir keras “Cerita apakah yang diangkat dari novel Jatuh Cinta adalah cara terbaik untuk Bunuh Diri?”. Romance dengan balutan nuansa misteri, tuturan bak dongeng yang membawa kita ke dunia lain dan tokoh-tokoh yang menghantui. Wow, cukup menarik perhatian saya yang memang terlalu bosan dengan cerita Romance yang terlalu kental dengan kisah percintaan manis tanpa ada atraksi atau suguhan yang mencengangkan. Dan menurut saya hal-hal semacam cinta yang bisa membuat kita melakukan kekerasan, menghadapi hantu serta berubah menjadi bukan-manusia, ini bisa dibilang jarang diangkat dalam sebuah karya novel.

    rinaeko87(at)gmail(dot)com

    BalasHapus
  48. Bernard Batubara selalu berhasil membuat saya penasaran. Pada mulanya Milana, dengan unsur oranyenya -si gadis yang menunggu senja-. Bukankah sejatinya setiap gadis mengklaim bahwa dirinya mempunyai tugas untuk menunggu seseorang? Begitu pula saya, yang entah mengapa amat melankolis dan mengkhidmati tutur kata Benz Bara dalam setiap tulisannya.
    Ada pun, Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri telah berhasil mengetuk rasa penasaran saya sedari awal. Dalam hal ini, Benz menuturkan bahwa cinta bukanlah sesuatu yang seutuhnya merah muda, cinta juga ialah sesuatu yang bisa jadi membuatmu remuk redam hingga rasanya ingin bunuh diri saja.
    Saya yang kini tengah jatuh cinta pun merasakan patah hati di saat yang bersamaan. Ketika hasrat tak bisa memiliki bertemu dengan rasa cinta itu sendiri.
    Jadi,biarkanlah saya terlelap dalam tulisan-tulisan Bara. Karena Jatuh Cinta ialah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri.

    intanidk@yahoo.co.id

    BalasHapus
  49. Karena setiap keputusan pasti berdampingan dengan resiko. Begitu juga jatuh cinta, selalu ada rasa sakit yang membayangi. Tapi meski begitu, kadang kita masih bertahan, mungkin seperti kisah perempuan di Loftus Road dalam buku itu.

    Vivi.istiqomah@gmail.com

    BalasHapus
  50. Bara selalu punya caranya sendiri untuk menyampaikan apa yang dirasakan si tokoh dalam tulisannya, sehingga para pembaca juga ikut menyelami perasaan si tokoh. Itu yang aku suka dari buku-buku Bara. Dan setiap tulisan2 yang ada dibukunya mampu membuat jleb para pembaca dan membuat penasaran level tinggi untuk memiliki dan membaca sendiri buku tersebut. ^^

    milah_wright@yahoo.com

    BalasHapus
  51. Cara Bernard Batubara dalam mengkisahkan cinta memang terbilang berbeda dari kebanyakan penulis novel cinta. Hal itu bisa saya lihat dari buku-bukunya yang telah saya baca seperti Milana, Surat Untuk Ruth, dan Cinta (baca dengan titik). Selalu meninggalkan kesan yang tak usai, terlebih lagi pada perasaan tokoh dalam cerita dan tentang kerinduan. Rasa sedih dan pengharapan. Bara mengisahkannya seakan begitu nyata dan dekat dengan kehidupan kita sendiri.

    Akan tetapi, setelah saya membaca ulasan pada postingan blog ini, ada sisi lain dari cinta yang ingin dilihat, dinikmati, bahkan dimengerti oleh orang-orang. Sisi kelam cinta (seperti yang disebut di atas) yang justru masih terbilang sedikit dibawakan oleh para penulis novel cinta. Beberapa contoh yang disertakan di atas juga terkesan unik dan fantasi. Sebagai contoh cerita tentang Perempuan di Loftus Road yang sempat beberapa waktu dibocorkan Bara dalam web pribadinya. Kesannya sangat mendalam dan benar-benar tak terduga-duga. Sebuah pendeskripsian cinta dengan bentuk dan rasa yang berbeda. Jujur, saya sangat penasaran dengan buku Bara yang terbaru ini. Jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri, ya mungkin cinta memang juga seperti itu dalam hal arti. Dan Bara seakan mengajak kita untuk melihat dan mengerti hal itu. Sungguh judul yang benar-benar menggoda!

    email: mukjizat(dot)amman2(at)gmail(dot)com

    BalasHapus
  52. Bara itu, menurutku adalah seorang penulis cerita fiksi yang cerdas. Dia suka baca dan mengeksplore sekitar sehingga tulisannya nggak biasa. Aku udah baca dua novelnya Bara (Milana belum) dan menemukan sesuatu yang berbeda, mulai dari setting hingga penokohan. Makin ke sini, cowok yang pernah lolos ke UWRF ini makin mature, baik gaya penulisannya maupun diksinya sehingga aku menemukan sesuatu yang berbeda pada tiap-tipa karyanya Bara.

    Kemarin, aku iseng-iseng nyari novel dia di tokbuku. Sayangnya kok belum nemu. Baru nemu punyanya Winna Effendi. Dan penasaran banget dengan gaya bercerita Bara di novel terbarunya.

    Well, dengan judul yang panjang, nggak biasa untuk novel Indonesia, aku rasa Bara berusaha memberi napas baru dunia pernovelan Indonesia. Nggak cukup kalau cuma baca reviewnya. Review makin bikin penasaran. Baiknya ya, buka, dan baca sendiri.

    (ratri_ad26@yahoo.co.id)

    BalasHapus
  53. Wah gue nyantol di blog ini...
    Wuih nambah lagi satu koleksi blog cerita :D

    BalasHapus
  54. waduh ternyata salah kira tuh, ternyata diani punya kembaran diana, emang bener bunuh diri itu mh

    BalasHapus
  55. asik nih..
    jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri

    mantabb

    BalasHapus
  56. Waah, tulisan yang menarik dengan judul yang menggelitik saya untuk terus membacanya. Sampai akhir tulisan saya terus menyimaknya. Awesome

    BalasHapus
  57. aduh jadi takut deh jatuh cinta....solusina gimana bang ?

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...