Sabtu, 27 Desember 2014

Patah Hati - Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri

Patah hati adalah sebuah keniscayaan. Setiap manusia di dunia ini sudah pasti pernah merasakan patah hati. Begitupun dengan gue. Gue tau betul bagaimana rasanya patah hati. Karena gue sering mengalaminya. Tapi dari sekian banyak momen patah hati yang gue alami, yang paling susah dilupakan adalah saat gue kelas 2 SMA. Saat itu, untuk pertama kalinya hati gue dihancurkan berkeping-keping oleh seorang cewek. Namanya Diani.

Diani adalah cewek yang paling bisa membuat gue tertawa dengan segala kelucuan dan kepolosannya. Entah polos atau memang lemot. Ya, lemot. Itu panggilan sayang gue ke dia. Pernah ketika kami nonton bioskop, film udah hampir abis, dia baru nanya "ini jagoannya yang mana sih?". Pernah juga ketika kami ada di mal lantai dua, saat pengen naik ke lantai tiga, dia nanya "ini kita mau naik ke atas kan?" Gue bingung jawab apa, karna setau gue yang namanya naik ya pasti ke atas, gak mungkin ke bawah.

Singkat cerita, beberapa bulan setelah kami jadian, gue tanpa sengaja melihat Diani di sebuah mal sedang bergandengan tangan dengan seorang cowok. Awalnya gue agak ragu itu Diani, tapi setelah gue mendekat, ternyata itu memang Diani.

"Eh kamu ngapain di sini?" Tanya gue ke Diani dengan nada yang agak tinggi. "Hah? Apaan?" Diani tampak shock melihat gue.
"Dia siapa? Kok kamu gak bilang kalo lagi jalan sama cowok lain?"
"Lo ngomong apa sih?"
"Cowok itu siapa?"
"Ini?" Diani menunjuk ke cowok yang ada di sampingnya. "Dia cowok gue!"

Di tengah perdebatan gue dan Diani, cowok itu nanya ke gue "eh lo siapa sih?". Sambil menahan emosi gue menjawab "gue cowoknya!" Lalu cowok itu menatap Diani sambil berkata "oh ternyata kamu punya cowok lain. Kita putus!". Cowok itu pergi meninggalkan Diani. Yang paling bikin sakit adalah, Diani ngejar cowok itu, dan pergi meninggalkan gue.

Besoknya, saat di sekolah, gue mutusin Diani. Anehnya setelah gue bilang putus, dia langsung nangis dan nanya kenapa gue bisa dengan gampangnya mutusin dia di saat dia lagi sayang-sayangnya. Tapi gue udah gak mau denger apa-apa lagi dari dia, hati gue udah terlanjur patah. Gue haru pergi dari dia. Rasa sakit gue lebih besar ketimbang rasa cinta gue ke dia.

Tiga bulan berlalu, empat bulan berlalu, sampai setengah tahun berlalu, gue masih belum bisa menghilangkan Diani dari kepala gue. Tapi Diani sebaliknya, dia udah berpacaran dengan teman sekelasnya. Setiap hari gue melihat mereka pulang bareng, berangkat bareng, kemana-mana bareng. Hati gue udah bukan patah lagi, tapi hancur berkeping-keping.

Suatu hari, entah kenapa, gue mendadak jadi kangen Diani. Kangen yang teramat sangat. Pengen telpon dia, tapi gak mungkin. Itu sama aja seperti menjilat ludah sendiri. Karna gue masih terlalu gengsi untuk nelpon dia, akhirnya gue memutuskan untuk stalking facebook Diani. Setidaknya walaupun gak bisa mendengar suaranya, gue bisa melihat fotonya. Wall facebook Diani dipenuhi dengan percakapan mesra dia dengan pacar barunya. Gak kuat bacanya. Lalu gue buka album fotonya. Ada banyak foto di sana. Tapi ada satu foto yang kemudian membuat gue seakan tertimpa palu milik Thor yang tiba-tiba jatuh dari langit.

Dalam foto itu Diani ada dua. Aneh. Setelah gue cari tahu, ternyata, Diani punya saudara kembar. Namanya Diana. Mereka berdua kembar identik. Yang satu bernama Diani Putri Anindita dan yang satunya lagi bernama Diana Putri Anindita. Jadi, cewek yang gue lihat di mal adalah Diana, bukan Diani. Jadi, selama ini gue udah mutusin Diani tanpa sebab. Saat tau hal itu, rasanya gue ingin menangis di tengah hujan, lalu teriak "TIDAAAAAAK!".
Sebenarnya setelah tau hal itu, gue pengen minta maaf ke Diani dan Diana. Terutama Diana. Karena gue, dia diputusin cowoknya. Tapi sepertinya itu cuma akan menambah masalah. Nasi sudah menjadi bubur. Diani udah bahagia dengan cowok lain. Gue patah hati, karena kebodohan gue sendiri.

Sejak saat itu gue jadi mengerti apa itu patah hati. Patah hati merupakan bagian lain dari jatuh cinta. Keduanya adalah satu paket. Jangan jatuh cinta kalau gak mau patah hati. Berbicara tentang patah hati, sejujurnya gue udah lama gak merasakan itu. Sampai akhirnya gue membaca buku terbaru Bernard Batubara yang berjudul Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri. Membaca buku ini membuat gue seakan bernostalgia dengan rasa sakit yang udah lama gak gue rasakan. Terutama rasa sakit akibat patah hati.

Jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri. Yang gue tangkap dari kalimat ini adalah sebuah analogi. Jika kamu siap jatuh cinta, maka kamu pun harus siap mati secara perlahan. Mati yang gue maksud tentu bukan meninggal. Begini, pernah gak kalian patah hati, lalu merasa hidup ini jadi gak berarti lagi? Itulah mati yang gue maksud. Buku ini memang ditulis dengan sangat rapih. Kalimat-kalimat yang dirangkai menyimpan sebuah pesan tersembunyi. Itulah yang membuat cerita-cerita di buku ini menjadi lebih dalam.

Kalau kalian pernah melihat sebuah lukisan indah yang digambar dengan tema abstrak, begitulah buku ini. Beberapa cerita memang dibuat tidak masuk akal, seperti cerita tentang Seorang Perempuan di Loftus Road, yang berubah jadi sebatang pohon karena terlalu lama menunggu seseorang yang dicintainya. Atau cerita tentang Nyanyian Kuntilanak, yang berusaha terus bernyanyi untuk orang yang dicintainya meskipun dia tau, orang tersebut bahkan tidak bisa melihatnya. Menurut gue semua itu adalah sebuah analogi.

Tahukah kamu, bagaimana menderitanya menunggu seseorang yang bahkan menganggapmu gak ada? Begitulah cerita tentang Perempuan di Loftus Road.
Tahukah kamu, perihal rasa sakit akibat jatuh cinta pada seseorang yang bahkan tidak pernah melihatmu? Begitulah cerita tentang Nyanyian Kuntilanak. Itu menjadi kekuatan buku ini, semua cerita tidak ditulis secara klise. Seperti yang gue bilang sebelumnya, ada pesan yang tersembunyi di balik setiap cerita yang ditulis Bara.

Menulis tentang cinta bukanlah hal yang mudah. Butuh kecerdasan dalam menata ceritanya agar tidak terkesan klise. Dalam buku ini, Bara cukup berhasil melakukannya. Gue gak menemukan satupun cerita yang klise. Bahkan gue samasekali gak bisa menebak ending dari setiap cerita. Setiap kali gue mencoba menebak ending dari cerita yang ada di buku ini, gue selalu gagal. Selalu ada kejutan yang disajikan di setiap endingnya.

Yang jelas, cinta yang diungkap Bara dalam buku ini adalah sisi lain dari cinta yang selama ini identik dengan perasaan berbunga-bunga. Seperti yang kita ketahui, terkadang cinta memang terlihat warna-warni, namun di balik semua warnanya, selalu ada hitam yang begitu pekat.

Nah, buat kalian yang belum punya buku ini, atau udah punya tapi mau punya lagi, gue akan membagikan satu buku Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri. Caranya akan gue buat gampang, cukup tuliskan komentar kalian perihal buku terbaru Bara. Tulis di kolom komentar dan sertakan email kalian.

Contoh:

"Selalu ada pesan yang misterius di dalam setiap tulisan Bara. Itu yang membuat bukunya menarik untuk dibaca. Jadi makin penasaran sama buku ini" (lalu sertakan alamat emailmu)

Kuis akan ditutup jam sembilan malam. Dan pemenangnya akan gue konfirmasi langsung melalui email. Terimakasih.


Selasa, 23 Desember 2014

Diamnya Cewek Bukan Berarti Marah

Sore itu, gue dan cewek gue berencana menonton film Doraemon Stand By Me. Sebenernya sih gue males, mending tidur di rumah. Tapi karna cewek gue bawel banget ngajak nonton film itu, yaudah gue terpaksa menurutinya. Sesampainya di lokasi, bioskop penuh. Gue samasekali gak mengira bioskop saat itu akan dipenuhi bapak-bapak kumisan dan om-om jenggotan yang rela antri panjang hanya untuk nonton Doraemon.

Ngeliat bioskop yang seperti posyandu di kala ada event imunisasi, napsu nonton gue hilang. Gak kebayang, dengan antrian sepanjang itu, perlu berapa puluh tahun untuk bisa dapet tiket Doraemon. Tapi cewek gue gak mau mengerti. Dia terus merengek, meminta gue untuk ikutan antri. "Udah ayok buruan antri sebelum kehabisan" kata cewek gue sambil narik lengan gue.

Gue pasrah. Sambil berdoa dalam hati semoga tiketnya cepet habis biar gue gak terlalu lama antri. Beberapa menit kemudian. Orang-orang di depan gue mulai keluar dari barisan. Muka mereka menggambarkan kekecewaan. Ternyata doa gue terkabul. Baru 5 menit gue antri, tiketnya udah habis. Alhamdulillah..

Cewek gue cemberut. Ada kekecewaan yang begitu dalam yang gue lihat di matanya. Di saat-saat seperti itu, gue harus mencoba menghibur dia.

"Udah gapapa, besok kita ke sini lagi"
"tapi aku maunya sekarang. Besok belum tentu kamu ada waktu buat aku. Kamu kan gitu, sok sibuk"
"ya terus mau gimana lagi? Kan tiketnya habis"
"yaudah deh, kita pulang aja!" Setelah itu, dia yang biasanya bawel, mendadak jadi pendiem.

Karena dia minta pulang, yaudah, gue ikutin kemauannya. Daripada marahnya makin menjadi-jadi. Beberapa saat kemudian, gue dan cewek gue sampai di parkiran. Dia masih diam seribu bahasa. Gue ajak ngobrol, jawabnya cuma "ya" "hmm" dan "gak". Mungkin dia ngambek. Tapi gue bisa apa. Gue aja gak tau salah gue di mana. Kalo gue tau, pasti gue minta maaf.

Tempat parkiran sama seperti bioskop, penuh. Gue agak susah ngeluarin motor karena dipepet dua motor di kiri kanan depan belakang.  Cewek gue juga gak bantuin samasekali. Dia cuma diem sambil mencet-mencetin henponnya. Mungkin dia lagi update status "SEMUA COWOK SAMA AJA! KZL!"

Langit mulai mendung, dan petir beberapa kali bersautan. Setelah berhasil ngeluarin motor, gue segera tancap gas karena panik takut kehujanan di jalan. Selama di perjalanan, cewek gue masih diem aja. Sesekali gue coba ngajak dia ngobrol, tapi dia gak jawab samasekali. Emang deh ya, cewek kalo ngambek suka nyusahin.

Tapi gue mulai merasa ada sesuatu yang aneh. Gak biasanya cewek gue semarah itu cuma karna hal sepele. Lalu saat gue nengok ke belakang, cewek gue gak ada. Dia ketinggalan di parkiran. Sial. Gue bener-bener gak tau kalo dia belum naik. Akhirnya gue cepet-cepet puter balik dan segera menjemput cewek gue yang masih ada di parkiran. Gue kira dia akan marah karna gue tinggalin, tapi ternyata dia malah ketawa-ketawa. :(

Pesan moral: cewek itu kalo diem aja bukan berarti marah. Coba diajak ngobrol terus. Siapa tau dia lagi kesurupan, atau sama seperti apa yang gue alamin, ketinggalan di parkiran.


Jumat, 19 Desember 2014

(giveaway) 5 Buku Bukan Tentang Cinta

Akhirnya setelah menunggu sekian lama, buku pertama gue akan segera terbit di bulan Januari tahun depan. Buku ini berjudul Bukan Tentang Cinta. Proses penulisannya lumayan lama. Sekitar 6 bulan. Dan numggu proses terbitnya sekitar 3-4 bulan. Jadi saat buku ini terbit, rasanya seperti baru melahirkan anak pertama setelah 9 bulan mengandung. Mudah-mudahan nantinya setelah terbit buku ini bisa berguna bagi nusa dan bangsa.

Selama proses nunggu terbitnya buku ini gue sering ditanya di twitter "bang, kapan bukunya terbit?" "Bang, judul bukunya apa?" "Bang, nasi goreng satu gak pake nasi". Jujur setiap ditanya perihal buku, perasaan gue seneng, sekaligus sedih. Seneng karena ternyata banyak yang antusias dengan buku gue. Sedih karena gue belum tau terbitnya kapan.

Yang jelas gue sangat berterimakasih untuk mereka yang sangat antusias dengan buku gue. Nah, sebagai bentuk rasa terima kasih gue, sebelum buku ini terbit, gue akan mengadakan giveaway yang berhadiah 5 buku Bukan Tentang Cinta untuk 5 pemenang. Syaratnya, cukup pasang avatar twitter kalian dengan kover buku gue. Biar lebih gampang, kovernya bisa kalian ambil dari avatar twitter gue. Setelah itu mention ke twitter gue satu tweet dengan tema yang gue tentukan. Temanya gampang; deskripsikan apa arti cinta menurut kalian. Dan jangan lupa sertakan hashtag #BukanTentangCinta

Karena ini buku komedi, maka tema tweet-nya pun gak boleh terlalu serius. Lucu-lucuan aja.

Contoh:

Cinta itu ketika aku dan kamu makan satu piring berdua, saat saling suap-suapan, eh sendoknya ketelen. #BukanTentangCinta

Cinta itu ketika kita gak ilfil dengan pasangan kita, walaupun kita tau dia suka ngupil pake jempol kaki. #BukanTentangCinta

Gampang kan?

Giveaway dimulai hari ini sampai tanggal 21 Desember 2014 . Setiap harinya akan gue umumkan pemenangnya di twitter. Buku dikirimkan langsung kepada pemenang setelah terbit bulan Januari tahun depan. Oke segitu aja. Kalo ada yang mau ditanyain, silakan tanya di blog atau mention ke twitter gue. Sekian dan terima kasih.

Senin, 01 Desember 2014

Seni Berkenalan Dengan Cewek

"Ganteng aja gak cukup. Lo butuh kepercayaan diri lebih buat ngajak kenalan duluan". Begitulah jawaban dari temen gue ketika gue tanya gimana dia bisa gampang banget dapet pacar. Namanya Satrio. Dulu dia cupu banget. Jangankan pacaran, ngeliat cewek cakep aja kadang mimisan. Penampilannya juga biasa aja. Gak ganteng cenderung dekil. Tapi entah kenapa, Satrio yang dulu beda dengan Satrio yang sekarang. Out look-nya berubah drastis. Penampilannya jadi lebih terawat.

"Lo gak berani kan ngajak cewek kenalan? Ketebak. Coba deh, lo belajar ilmu pickup artist" kata Satrio. "Make up artist?" Jawab gue dengan heran. "Maksud lo gue harus belajar dandan gitu?". "Pickup artist! Bukan makeup rtist!". Lalu Satrio menjelaskan ke gue apa itu pickup artist. Menurut penjelasannya, pickup artist secara garis besar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara membuat wanita jatuh cinta.

Gue baru tau ada ilmu begituan. Selama ini gue kenalan sama cewek gak pernah pake ilmu apa-apa. Spontan aja. Tapi ternyata ilmu semacam itu memang benar-benar ada. Satrio gak menjelaskan secara keseluruhan. Karena kata dia, butuh waktu lama untuk menjelaskan semua tentang pickup artist. Dia nyaranin gue googling dan nyari info sendiri. Awalnya gue gak tertarik. Karna gue pikir itu kayak ilmu pelet atau sejenisnya. Tapi gue lumayan penasaran, gimana ceritanya Satrio yang bentuknya kayak pohon sukun itu bisa gampang banget dapet cewek.

Rasa penasaran gue kemudian menuntun gue untuk mencari info tentang pickuprtist. Setelah googling, gue menemukan beberapa referensi dari berbagai macam web. Nggak nyangka, ternyata banyak juga web yang ngebahas secara khusus mengenai pickup artist. Bahkan di Indonesia komunitas-komunitas pickup artist mulai eksis. Ada juga yang menjadikan pickup artis sebagai peluang bisnis. Bikin e-book khusus pelatihan menakhlukan hati wanita dengan menggunakan teknik pickup artist, lalu dijual. Dan anehnya, banyak yang beli.

Dari info yang gue dapet, pickup artist atau yang biasa disingkat PUP ini populer setelah buku The Game menjadi hit di pasaran. The Game adalah buku yang berkisah tentang seorang cowok nerd, yang kemudian bertransformasi menjadi seorang player sejati. Persis seperti Satrio.

Ilmu PUP dipelopori oleh Ross Jeffries, seorang player/perayu wanita yang kemudian menjadikan keahliannya dalam merayu wanita menjadi sebuah ilmu yang bisa dipelajari. PUP sering dipakai untuk berbagai kepentingan. Ada yang memakainya untuk sekedar mencari pacar, teman, partner one night stand (cinta satu malam), atau mungkin dipakai sales panci untuk menarik minat pembeli. Orang-orang barat biasanya memakai teknik PUP untuk mendapatkan partner one night stand. Karena mungkin budaya di sana cenderung biasa aja dengan sex bebas. Tapi kayaknya di Indonesia banyak juga yang memakai teknik PUP untuk one night stand.

Dalam ilmu PUP banyak teknik-teknik yang bisa dipakai untuk berkenalan dengan cewek. Speed Seduction, Kino, Cold Approach, Direct Opener, Indirect Opener, Direct Approach, Indirect Approach, Day Game, Night Game, dll. Gue gak bisa jelasin satu-satu, karna gue juga gak begitu paham dan pasti bakal panjang banget. Kalo mau tau lebih banyak, silakan googling sendiri.

Setelah tau apa itu Pick Up Artist, gue gak begitu tertarik belajar ilmu begituan. Gue lebih suka cara gue sendiri, yang tanpa konsep, dan berjalan natural. Sampai suatu ketika, tanpa sengaja gue mencoba teknik PUP. Ceritanya berawal ketika gue lagi nyari buku di gramedia. Rak demi rak gue telusuri. Akhirnya ketika gue ada di rak khusus buku Sci-Fi, gue melihat sesosok cewek lucu nan menggemaskan. Putih, mulus, dengan rambut berponi sepundak bagaikan Dora The Explorer.

Cewek itu sendiran. Dia tampak kebingungan melihat-lihat rak buku. Lalu entah kenapa, di kepala gue tiba-tiba terpikirkan hal yang diluar dugaan. Yes, gue penasaran pengen coba PUP. Tanpa pikir panjang, gue nekat deketin cewek itu. Gue lupa nama tekniknya apa, tapi dari apa yang pernah gue baca, langkah pertama yang harus gue lakukan adalah eye contact. Oke, gue liatin cewek itu sampai gue dan dia melakukan eye contact. Berhasil. Cewek itu ngeliat ke arah gue. Walaupun dengan tatapan yang.. Aneh.

Teknik ke dua, gue harus senyum ke dia. Oke, gue coba senyum ke dia. Gak ada respon. Dia gak senyum balik. Akhirnya gue coba lanjut ke step terakhir; deketin, dan kasih pertanyaan "menurut lo cewek atau cowok yang lebih sering bohong?". Dalam teknik yang pernah gue baca, pertanyaan itu bisa jadi trigger yang kuat buat ngebuka obrolan.

Pelan-pelan gue mulai deketin cewek itu, lalu bertanyalah gue.. "menurut lo cewek atau cowok yang lebih sering bohong?". Setelah gue tanya, dia menatap gue dengan penuh keheranan. Sempat terjadi keheningan. Gue kira setelah gue tanyain begitu, dia bakal langsung jawab. Ternyata dia diem aja. Gue bingung mesti ngapain lagi. Gue dan cewek itu diem-dieman beberapa saat. Awkward parah. Gue udah gak mungkin mundur. Udah terlanjur. Gue coba kasih pertanyaan lain "nyari buku apa?" Tanya gue. Cewek itu ngeliatin gue. Masih dengan tatapan penuh keheranan. Lalu dia menjawab. "Mas, karyawan di sini ya? Buku romance sebelah mana?".

WTF!

Nggak lama setelah cewek itu mengira gue karyawan gramedia, dateng seorang ibu-ibu berpenampilan ala sosialita dengan anting-anting segede kepala gesper biduan dangdut. "Sini!" Kata ibu-ibu itu sambil menarik tangan cewek yang gue ajak kenalan tadi. Cewek itu dibawa menjauh dari gue. Tapi gue sempet denger ibu itu bilang ke si cewek.. "kamu diapain? mamah curiga dia tukang hipnotis!"

TAI KUDA!!!

Ternyata ibu-ibu itu mamanya. Dan gue dikira copet yang memakai ilmu hipnotis untuk menipu targetnya. Asli gue cuma bisa bengong-bengong- bego. Yang lebih parah lagi, gara-gara omongan ibu tadi, orang-orang di sekitar situ menatap ke arah gue seakan-akan gue beneran tukang hipnotis. Untungnya gak ada yang sampe manggil satpam buat nangkep gue.

Sejak kejadian itu, gue gak pernah lagi nyoba teknik PUP. Seperti apa yang gue bilang sebelumnya, gue lebih nyaman dengan cara gue sendiri. Kenalan tanpa konsep dan teknik tertentu. Tapi gue gak bilang PUP adalah cara yang salah. Semua balik ke diri masing-masing mau pilih cara yang seperti apa. Yang jelas, deketin cewek itu susah kalo terpaku dengan teknik tertentu. Karena gak semua cewek punya sifat dan kepribadian yang sama. Ada yang ramah, galak, moody, introvert macem-macem. Itulah kenapa gue lebih suka cara yang apa adanya. Perlakukan mereka dengan baik. Tapi juga jangan sampai terkesan needy. Biasa aja. Gue percaya, kalo kita bersikap baik, cewek juga akan baik. Gak mungkin ketika diajak kenalan tiba-tiba dia teriak-teriak minta tolong. Kecuali dia sama mamahnya. Kemungkinan terburuk, lo bakal dikira tukang hipnotis.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...