Senin, 03 Maret 2014

Justin Kesurupan?

Seorang ibu akan melakukan apapun demi kebaikan anaknya. Semua yang dikatakan ibu kepada anaknya adalah tentang kebaikan, kebaikan, dan kebaikan. Nggak ada dan nggak mungkin ada ibu yang berkata pada anaknya seperti ini..

"Anakku sayang.."
"Iya mah.."
"Kamu kalo udah gede mau jadi apa?"
"Jadi polisi"
"BHAHAHAHAK! Polisi apaan? Polisi tidur?!"

Seperti semua ibu pada umumnya, nyokap gue pun selalu nasehatin gue ketika gue melakukan sesuatu yang menurut dia nggak boleh dilakukan. Tapi yang jadi masalah adalah, nyokap gue termasuk orang yang percaya dengan hal-hal aneh semacam mitos, santet, jimat, dll.

Terlahir sebagai orang Jawa tulen membuat nyokap gue sangat percaya dengan apapun yang berkaitan dengan hal mistis. Tapi bukan berarti nyokap gue musyrik. Dia tetap beriman. Dan sholat-nya pun selalu 5 waktu. Kepercayaannya pada hal-hal mistis cuma bagian dari budaya turun temurun yang dia dapat semasa kecil.

Gue masih inget banget ketika gue masih kecil, nyokap sempet menularkan virus mistisnya ke gue. "Magrib magrib jangan keluar rumah, nanti diculik kuntilanak". Kata nyokap gue ketika menasehati gue yang merengek minta keluar rumah buat main sama temen. Mitos itu pasti diucapkan nyokap ketika gue keluar rumah sewaktu magrib. Bahkan sampai sekarang.

Waktu masih kecil, gue percaya sama mitos itu. Kalo sekarang, setiap denger mitos itu, yang kebayang dipikiran gue adalah mungkin kuntilanak yang dimaksud nyokap gue sejenis kuntilanak yang pas mau nyulik, mukanya ditutup pake kupluk yang bagian mata sama mulutnya dibolongin.

Kemistisan nyokap terus menghantui hidup gue. Bahkan kemaren gue baru denger mitos terbaru dari dia. "Jangan buang air panas sembarangan, nanti kena anak jin". Sebagai anak yang baik, gue cuma bisa bilang "oke". Padahal dalam hati bertanya-tanya.. "jin apaan bisa kena air panas? Mereka kan terbuat dari apai. Lagian, emang jin bisa bikin anak? Itu istrinya pas ngelahirin dibawa kemana? Bidan? Emang ada jin jadi bidan?"

Dari semua kemistisan nyokap, yang paling gue inget adalah kejadian beberapa tahun lalu. Tepatnya saat gue masih SMA kelas 1.

Malam itu dua temen sekolah gue yang bernama Tedy dan Justin tiba-tiba dateng ke rumah. Tedy adalah temen sekelas gue. Sedangkan Justin beda kelas. Nama asli Justin adalah Muksin. Dia dipanggil Justin karna permintaan dari dia sendiri. Setiap dipanggil Muksin dia nggak mau nengok, sambil bilang.. "jangan panggil Muksin. Panggil gue Justin!".

Dua orang anak manusia yang bentuknya lebih mirip anak gunung krakatau itu ke rumah gue dengan tujuan utama; main PS gratis. "Dim, PS lu masih ada kan? Ini, si Justin ngajakin gue ke rumah lu buat main PS" kata Tedy sambil nunjuk ke Justin. "Lah, kok gue, Ted?" "Lah emang elu kan tadi yang ngajak" "kapan?" "Tadi" "tadi kapan?". Sebelum perdebatan nggak penting itu menyebabkan perpecahan antar umat beragama, terpaksa mereka langsung gue suruh masuk.

Sesampainya di kamar gue, Tedy dan Justin tanpa basa-basi langsung nyalain PS. Mereka main berdua. Gue cuma bagian nonton dan ngecengin yang kalah doang. Sengaja nggak ikutan. Karna mereka jauh lebih jago dari gue.

Mungkin malam itu Justin lagi sial. Dia nggak menang samasekali lawan Tedy. Emosinya mulai nggak stabil. Dicengin dikit, tersinggung, marah. Akhirnya Tedy diem. Justin diem. Gue ikutan diem. Suasananya jadi agak mencekam.

Tiba-tiba...

"BRAKKK!" Stik PS gue jatuh berbarengan dengan badan Justin. Dia kejang-kejang di lantai. Matanya melotot. Gue dan Tedy kaget dan langsung loncat keluar kamar.

Saat itu bokap keluar kota. Yang ada di rumah cuma gue dan nyokap. Setelah gue kasih tau kalo Justin kejang-kejang di kamar gue, nyokap pun dengan segera melihat keadaan Justin.

Ternyata Justin masih kejang-kejang. Sabmbil nunjuk-nunjuk Justin, nyokap gue pun berkata "KESURUPAN! DIA PASTI KESURUPAN!"

Gue panik. Tedy panik. Tapi nyokap gue nggak panik. Dia malah ngucap salam "Assalamualaikum!". Gue makin panik. Jangan-jangan nyokap gue ikut kesurupan.

"Siapa kamu? Keluar! Jangan sampe saya kasih selangkangan nih. Keluar!"

Entah gimana ceritanya, setelah diancam dengan selangkangan, Justin berhenti kejang-kejang. Dia terbaring lemah di lantai. Nyokap gue pun segera mengambil air putih. Dan menyemburkannya ke muka Justin. Bener-bener berasa ngeliat adegan tayangan-tayangan kesurupan yang ada di TV. Nggak nyangka, ternyata nyokap gue sakti.

Setelah badannya mulai fit, Justin diantar Tedy pulang ke rumahnya. Dan kejadian malam itu membuat gue terpaksa tidur di ruang tamu. Bukan takut. Cuma males aja kalo kejadian yang menimpa Justin, ikut menimpa gue juga.

Semenjak gue tau nyokap bisa ngusir setan, gue jadi percaya dengan semua mitos yang dia bilang. Gue jadi nggak berani keluar magrib, nggak berani buang air panas sembarang, dan ketika ada orang kesurupan, gue harus segera mengancamnya dengan selangkangan.

Beberapa bulan kemudian. Ternyata Justin sering kejang-kejang di sekolah. Apa mungkin setan yang di rumah gue masih ngikutin Justin? Setelah diselidiki oleh badan intelejen negara yang berkerja sama dengan UNESCO, akhirnya semua terungkap. Ternyata, penyebab kejang-kejangnya Justin bukan seperti apa yang nyokap gue pikir. Dia kejang-kejang karna punya penyakit Epilepsi. Atau yang biasa disebut dengan ayan.

1. Ternyata nyokap gue nggak sakti.
2. Gue bersyukur ketika kejang-kejang di rumah gue, Justin selamat dari ancaman selangkangan nyokap gue.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...